Jumat, 11 Mei 2012

My Dreams

Bermimpi itu indah, indah saat kita menghayalkannya dan indah saat kita meraihnya. .
tetapi apakah mimpi itu tetap indah? jika kita tau bahwa mimpi itu tidak akan mungkin menjadi kenyataan.

Gadis itu hanya seorang remaja berusia belasan tahun, mimpinya begitu tinggi hingga dia mulai ragu apakah semua itu dapat diraihnya?
Awalnya dia sama sekali tidak pernah menyerah, hingga suatu pemikiran membuatnya sadar bahwa tak selamanya mimpi yang kita inginkan adalah takdir yang telah ditentukan.

Meraih mimpi memang butuh usaha dan kerja keras tapi segalanya tentu saja ditentukan oleh sang Maha Kuasa. Dia bingung, kenapa dia memilih menjadi seorang dokter? Apa karena ia ingin seperti ayahnyateataukah ia ingin seperti kakak-kakaknya?

Dia sadar menjadi seorang dokter itu memang tidak mudah, di dunia ini begitu banyak orang ingin menjadi seorang dokter. Walaupun demikian dia tetap berpegang teguh ingin menjadi salah satu orang berjas putih itu.

Suatu ketika disaat ia kecil, ia pernah bermimpi menjadi seorang ilmuwan. sampai-sampai tempat praktek ayahnya yang belum jadi dijadikan sebagai lab penelitiannya sendiri. Namun, taukah kah apa yang ia teliti?
Ia membaca sebuah buku fisika milik kakaknya yang sebenarnya untuk seumurannya sulit untuk dibaca. Tapi gadis kecil ini begitu menyukainya.

Hingga suatu ketika ia melihat ayahnya sedang menerima seorang tamu, tamu itu sepasang kakak nenek suami istri menurutnya. Si Nenek pucat, sepertinya dia kurang sehat sedangkan kakek sendiri terlihat sedih melihat kondisi kakek seperti itu. Setelah ayah memeriksa dan bertanya beberapa kalimat, ayah memberinya  resep. Tetapi dengan ragu si nenek berkata bahwa ia tidak mempunyai uang sama sekali yang ia bahwa hanyalah se-kardus pisang yang ia gantikan untuk biaya pengobatannya. Gadis kecil itu melirik ayah yang iba melihat itu, dia menerima pisang itu dan akhirnya menyiapkan obat dan memberikan kepada sepasang kakek nenek itu.

Untuk gadis kecil sepertinya, rasanya itu sesuatu hal yang biasa. tapi ketika nenek dan kakek itu pulang. gadis kecil itu melihat ayah yang memantau kakek nenek itu dari  jendela, tak ku sangka air mata ayah jatuh kurasa ayah sangat prihatin dengan nenek itu.

Kalian tau? ayah dulu bercerita padanya tentang kehidupan masa kecilnya yang begitu sulit dan bisa dibilang sangat menderita.
Ayah bersaudara 7 orang tapi yang hidup hingga sekarang hanya bersisa 3 orang dan ayahlah anak pertama. Dimasa ayah, dokter dan obat itu sulit sekali didapatkan, 4 saudara ayah yang lain meninggal karena penyakit. Begitupun kedua orang tua ayah. Penyakit yang sebenarnya bisa disembuhkan tapi karena keterbatasan ekonomi dan jarak desa yang jauh, ayah tidak dapat melakukan apa-apa. Sejak saat itu ayah ingin menjadi orang yang bisa menyembuhkan siapa pun yang membutuhkannya, ia tak ingin kesalahan yang sama terjadi seperti adiknya.

Itu tadi cerita sekilas tentang ayah, aku sangat mengangguminya. bisa dibilang ayahlah inspirasi ku selama ini, aku selalu belajar banyak darinya.

Hingga akhirnya aku memutuskan menjadi dokter di kelas 1 SMP, cita-cita untuk menjadi seorang ilmuwan sepertinya tidak cocok bagiku. Aku ingin menjadi dokter seperti ayah, terus berjuang membantu mereka yang lemah dan kesusahan. Aku ingin meraih pendidikan dokter hingga ke negeri sakura, itulah mimpi ku. cita-cita yang kelak akan kuraih dengan usaha dan doaku.

Terima kasih ayah. . .
Bagiku ayah motivasi dan inspirasi terbesar yang pernah kudapatkan. . .



0 komentar:

Posting Komentar