Jumat, 27 April 2012

What a wonderful day!

Di dalam sebuah terowongan gelap, ada seberkas cahaya yang cukup menerangi ujung terowongan itu. Ketika kita berjalan menyusuri terowongan, kenapa terasa semakin jauh? 
kita terus berjalan hingga akhirnya lelah dan putus asa untuk meraih cahaya itu. . . .

Apakah keinginan kita yang begitu besar harus putus begitu saja? 
Keinginan besar tentu harus didasari dengan motivasi dan usaha yang besar pula bukan, jadi untuk apa berhenti ditengah terowongan jika kita tidak sungguh-sungguh meraih cahaya itu?

Rasanya kalau memang dari awal kita tidak punya keinginan yang cukup besar untuk melakukannya, lalu untuk apa kita lakukan? Bukannya itu hanya membuang waktu saja. 

Seseorang berkata, berjuanglah hingga titik darah penghabisan, mungkin itu tergolong kata-kata dari pejuang sebelum kita dilahirkan. Bayangkan saja, mereka rela mengorban jiwa dan raganya hanya untuk masa depan bangsa ini tanpa memikirkan diri mereka sendiri yang sebenarnya sangat membahayakan jiwa mereka.

Sedangkan kita, hidup di zaman yang dengan entengnya segala sesuatu cepat dan tepat datang kehadapan kita tanpa menunggu waktu yang lama. Apakah untuk meraih masa depan kita sendiri, kita tidak mampu? Masa depan itu ditentukan dari usaha yang kita lakukan sekarang, jadi ketika kita berhenti untuk meraihnya itu sama halnya dengan kita melepaskan apa yang kita inginkan selama ini. Ambisi dan keinginan itu ternyata cuman khayalan, karena kita tidak mampu meraihnya.

Bukan hanya itu, andai suatu saat kita dihadapkan pada sebuah kegagalan. Kenapa harus takut untuk bersikap positif dan melangkah maju? Kegagalan itu pelajaran buat kita, bukan hal yang kita takutkan. Walaupun sebenarnya tak satupun orang yang tidak takut akan kegagalan tapi jangan jadikan itu sebagai tekanan tapi belajarlah untuk menjadikannya sebagai motivasi.

Bergeser dari sebuah cita-cita dan keinginan....
Dia untuk pertama kalinya setelah sekian lama membalas kata yang tak terduga, ucapan terima kasih yang cukup membuat gadis ini kaget.

Entah ini perasaan lega, senang, atau sedih karena dimasa berikutnya tidak mungkin lagi ada kata seperti itu. 
Dua puluh tujuh, kenapa harus angka itu disetiap kode yang harus disembunyikan?
Kenapa harus angka itu yang membuatnya begitu senang? Angka itu pula yang membuatnya mengingat sebuah penyesalan.

Ini bukan kalimat yang dilebih-lebihkan melainkan sebuah kalimat yang tulus ia ucapkan. . .
Tapi taukah, ketika semua rasa terima kasih yang ia ucapkan membuatnya lebih tenang. rasa bersalah dan penyesalan untuk berkata sesuatu yang seharusnya sudah ia lakukan. 

Semuanya sudah selesai bukan? Ia tidak harus menyesalinya lagi. .  hanya membuatnya menjadi sebuah kenangan. 

Dua puluh tujuh, What a wonderful day!

Ketika kita memilih untuk melepas semuanya, bukan berarti kita akan melakukannya karena perasaan itu sulit untuk ditebak tetapi ketika perasaan itu tenang dan lega mungkin sudah saatnya untuk melepas dan melupakan harapan itu. 

Hanya menunggu dan melihat, apakah perasaan itu benar atau salah?~swh

0 komentar:

Posting Komentar